Wednesday, February 14, 2018

Perbedaan Antara Dokumentasi dengan Perpustakaan

Bila pembaca membaaca uraian sejarah definisi dokumentasi hingga ke bidang yang berkaitan dengan dokumntasi, maka pada uraian tersebut dinyatakan bahwa dokumentasi berkaitan dengan Ilmu Perpustakaan. Lalu timbul pertanyaan apakah perbedaan dokumentasi dengan ilmu perpustakaan ?

Ketika pertama kali dimunculkan pada tahun 1895, dokumentasi sama dengan bibliografi universal artinya daftar dokumen yang terbit sepanjang waktu yang berasal dari semua penjuru dunia.

Dalam makna tersebut di atas, berkaitan dengan bibliografi iniversal, maka dokumentasi berhubungan dengan pengaturan atau penataan cantuman grafis artinya bahan tercetak, terutama dalam pencatatannya. Usaha yang dilakukan oleh Paul Otlet dan Henri La Fontaine untuk menyusun bibliografi universal maupun bibliografi dalam ruang lingkup lebih sempit bukanlah hal baru. Dalam sejarah perpustakaan tercatat bahwa pada abad kedua ilmuwan Galen (129-199) telah berusahan menyusun bibliografi tentang semua karyanya. Pada tahun 731, biarawan Bede menambahkan sekitar empat puluh karya yang disusun menurut subjek pada Ecclesiastical History of Britain. Pada umumnya, kompilasi bibliografi yang dilakukan oleh banyak orang sebelum diketemukan mesin cetak di Eropa Barat (pada abad ke 15) lebih banyak berhubungan dengan bibliografi pujangga gereja seperti Catalogus scriptorium ecclesie karya John Boston dari Bury (sekitar tahun 1400). Karya tersebut mencatat judul buku yang diketemukan di pertapaan dan biara di Inggris. Daftar induk ini mencakup sekitar 195 perpustakaan pertapaan. Jadi pembaca lihat, penyusunan bibliografi menurut subjek yang merupakan manifestasi awal dari dokumentasi, sama tuanya dengan usia praktek kepustakawanan. Pada masa itu pekerjaan dokumentasi dengan perpustakaan tidak dapat dibedakan.

Perpustakaan mulai sebagai tempat penyimpanan buku dan manuskrip. Dengan berkembangnya mesin cetak, maka perpustakaan mulai menyimpan cantuman grafis (grapic record). Akibat terjadinya akumulasi cantuman grafis, maka pengadaan cantuman saja tidak selalu memenuhi kebutuhan pemakai, perlu penyusunan cantuman grafis untuk keperluan sosial. Maka diperlukan penyusunan buku menurut subjek atau katakanlah klasifikasi buku menurut subjek. Dari klasifikasi ini timbullah bibliografi subjek.


Bersambung....


Sumber Buku : Pengantar Dokumentasi
Penulis : Sulistyo-Basuki

No comments:

Post a Comment